Selasa, 27 Maret 2012 | By: Ahmad's

Kisah Ahmad Sutisna


MENGEJAR MIMPI
Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin
Catatan ini terinspirasi oleh Pa Dadang



Disusn Oleh :
AHMAD SUTISNA
(120 940 3005)
Manajemen Dakwah
Fakultas dakwah dan Komunikasi
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013

Pengantar
Menggapai sukses pribadi dan kelompok merupakan perjalanan hidup panjang yang penuh dengan cobaan dan kekeliruan. Catatan ini merupakan kisah perjalanan hidup pibadi penulis dan impian-impian penulis yaitu “Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin”, banyak pelajaran-pelajaran hidup yang penulis lalui dan semoga catatan sederhana ini dapat menjadi dorongan yang memotivasi penulis untuk selalu berada pada tahapan tujuan-tujuan yang di cita-citakan oleh penulis dalam mengejar impian-impiannya.
Teringat sebuah hadis Rasulallah yang mengatakan bahwa : “ Setiap dari kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.” Terdapat pula sebuah hadis yang mengatakan bahwa wajibnya menunjuk seorang pemimpin diantara tiga orang yang melakukan perjalanan.” Dari kutipan hadis tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap orang adalah pemimpin baik pemimpin masyarakat maupun pemimpin bagi dirinya sendiri dan kelak kepemimpinannya tersebut akan dipertanggung jawabkan di kemudian hari. Oleh karena itu Pemimpin mempunyai tugas yang sangat berat yaitu untuk mensejahterakan anggotanya. Maka sudah menjadi seharusnya seorang pemimpin dapat menaungi anggotanya dan mengatasi permasalahan intern anggotanya juga dapat memfasilitasi penyaluran potensi-potensi yang dimiliki oleh bawahannya tersebut.
Catatan sederhana ini disusun sebagai pemenuhan salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan Islam,yang berisikan tentang bagaimana Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin,dalam catatan ini ditambahkan dengan kata-kata bijak dari para tokoh sebagai motivasi bagi penulis, semoga catatan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis. Kesempurnaan hanyalah milik Allah semata, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca demi perbaikan di kemudian hari.
Mulailah setiap hari dengan pemikiran yang memberikan inspirasi” (Anonim)

Bandung, Desember 201
Penulis


1
Pada Mulanya...
            Pada mulanya, 21 tahun yang lalu saya dilahirkan dari keluarga yang sederhana di sebuah desa yang katanya dulu penduduknya masih sedikit, tepatnya yaitu di Desa Cijantung Kabupaten Purwakarta. Seorang bayi laki-laki kecil mungil terlahir tanpa sehelai benangpun menutupinya, dengan lumuran darah nipas seorang ibu dan ari-ari yang masih menempel pada pusarnya, saya hanya bisa menangis dan menangis tanpa tahu harus berbuat apa di kala itu. ketika itu saya hanya pasrah meratapi dunia yang baru saja dijajaki, dunia yang akan membuat manusia dengan berbagai macam sifat, karakter dan kepribadian seorang manusia. Dunia yang akan melahirkan seorang pecundang, pemberani bahkan seorang pemimpin.
            Sudah menjadi kewajiban orang tua untuk mendidik anaknya, mau diapakan anak tersebut tergantung kepada kedua orang tuanya, karena anak adalah dambaan hati dan belahan jantung setiap orang tua, setiap anak selalu ditunggu-tunggu kehadiranya di tengah keluarga dan tentu setiap orang tua menginginkan anak-anaknya tumbuh menjadi anak yang berguna bagi keluarga, masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu ketika saya berusia lima tahun saya dimasukan ke sebuah Taman Kanak-kanak oleh orang tua saya, agar kelak saya menjadi anak yang berguna. Usia tujuh tahun saya mulai memasuki Sekolah Dasar (SD) tepatnya SDN Sukatani, di sekolah dasar itulah saya mulai diajarkan menulis,menggambar dan berhitung juga dikenalkan pada yang namanya Cita-cita.
            Enam tahun lamanya saya menempuh bangku Sekolah Dasar dengan prestasi yang cukup membahagiakan, karena dari mulai kelas 1 sampai kelas 6 saya menduduki peringkat pertama setiap tahunnya. Namun sayangnya ketika kelulusan terakhir prestasi saya menurun menjadi peringkat ke-3, penurunan prestasi tersebut sepertinya sengaja saya lakukan karena sikap iri saya pada teman-teman saya yang prestasinya di bawah saya namun selalu dibelikan mainan dan apapun permintaannya selalu diusahakan berbeda dengan saya, yang tidak diberikan apapun oleh kedua orang tua saya walaupun saya selalu menduduki peringkat pertama. Tapi saya sadar akan kondisi ekonomi keluarga saya yang kurang mencukupi, dan sayapun terancam tidak bisa melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama alasanya karena kondisi ekonomi.
            Dengan semangat dan keinginan yang mantap untuk melanjutkan sekolah, saya meyakinkan kedua orang tua saya agar bisa melanjutkan sekolah. Dengan mantap saya bilang “Bu, izinkan saya melanjutkan sekolah, insyaAllah saya akan berusaha untuk hidup mandiri”. Dengan nada terharu dan linangan air mata akhirnya ibu sayapun mengizinkan saya untuk melanjutkan sekolah.
Kenyataan apa pun yang ada di hadapan kita tidaklah sepenting bagaimana sikap kita menghadapinya, karena sikap tersebut akan menentukan keberhasilan atau kegagalan kita.” (Norman Vincent Peale)

2
Cita-Citaku...
            Waktu masih duduk di bangku sekolah dasar aku bercita-cita ingin menjadi pilot, karena kebanyakan teman saya bercita-cita menjadi seorang pilot katanya agar bisa mengelilingi dunia. Dengan harapan Mudah-mudahan suatu saat nanti aku bisa mengelilingi dunia, belajar pengetahuan dari negara-negara lain dan meninggalkan hiruk pikuk negri ini yang sudah tak karuan. Menjadi seorang pilot memiliki tanggung jawab yang sangat besar dan berhubungan dengan nyawa dirinya juga orang lain, seorang pilot adalah pemimpin bagi para penumpangnya. Sampai tidaknya ke tempat tujuan tergantung pada kepemimpinan pilot tersebut. Pilot juga menjadi tumpuan kehidupan para penumpangnya ketika melakukan penerbangan sebelum berlandas ke tempat tujuan. Tapi cita-cita waktu kecilku tersebut kandas di tengah jalan sebelum pesawat turun landas di tempat tujuan karena saya tidak berminat lagi menjadi seorang pilot, ketika banyak pilot-pilot di Negeri ini banyak yang berjatuhan.
            Cita-citaku berubah ketika aku duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan aku ingin menjadi seorang pengusaha waktu itu. Kenapa aku bercita-cita ingin menjadi seorang pengusaha karena pada usia yang masih relatif remaja aku sudah mulai mencoba hidup mandiri dengan menjadi kuli panggul di sebuah pasar dan berjualan kantong keresek, dengan pekerjaan seperti itulah aku bisa melanjutkan sekolah walaupun aku salah satu siswa yang mendapatkan beasiswa sampai pendidikan akhir di SMP tapi saya tidak mengandalkan hasil beasiswa saja, karena hasil beasiswa hanya memenuhi untuk biaya sekolah saja sedangkan untuk biaya transpot dan lain-lain tidak termasuk. Aku mulai bekerja di pasar dari mulai shalat shubuh sebelum berangkat ke sekolah dan setelah pulang sekolah. Seperti itulah hari-hari kujalani.
            Sejak mulai sekolah di SMP saya tinggal di pesantren, sejak itulah saya mulai hidup mandiri. Jauh dari orangtua dan teman-teman se kampung saya, di pesantren saya hanya ikut mengaji setelah ba’da magrib, di situlah saya mulai mempelajari pengetahuan agama. Banyak pelajaran yang saya dapat di pesantren. Terutama kemandirian yang saya rasakan masih sangat sulit, dan jauh dari kedua orangtua ternyata lebih sulit lagi,karena biasanya mau apa-apa tinggal minta, mau makan tinggal makan dan perlu apapun tinggal bilah “Mah”/”Pa”, mau A mau B apapun itu kalau orangtua masih mampu selalu diusahakannya.
            Dari pengalaman di pesantren inilah saya mendapat pelajaran bahwa segala sesuatu butuh usaha dan pengorbanan, seperti kedua orangtua mengorbankan waktu, pikiran, harta dan tenaga demi seorang anak yang dicintainya. Apalagi peranan seorang Ayah sebagai kepala kepala keluarga/ pemimpin dalam keluarganya. Ingin rasanya aku pulan kerumah memeluk ayah dan ibu saya yang telah membesarkan dan mendidik saya dari waktu masih bayi sampai sekarang. Sambil berlinang air mata teringat kedua orangtua saya hanya bisa berkata dalam hati “Pa...Mah..maafkn saya yang belum bisa membalas jasa-jasa yang telah kalian berikan kepada saya.
            Dari mulai saat itulah saya mulai berpikir, rajin belajar dan berusaha agar saya menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Karena sebelum berangkat ke pesantren dengan tegas saya bilang kepada kedua orangtua saya untuk tidak usah memikirkan biaya pesantren dan sekolah saya. Di sekolah saya mengikuti organisasi intra yaitu Palang Merah Remaja (PMR), selain itu saya aktif di kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).
            Di sinilah awal cerita saya bagaimana mengubah semua paradigma saya sehingga saya ingin menjadi seorang pemimpin dan bagaimana nanti jika saya menjadi seorang pemimpin. Dari mulai mengikuti pelatihan dasar kepemimpinan dan pelatihan-pelatihan tentang pemimpin yang menggembleng saya untuk memiliki jiwa kepemimpinan yaitu bagaimana saya bisa memahami sosok pemimpin yang baik dan berguna bagi masyarakat, bangsa dan negaranya. Ternyata jadi seorang pemimpin itu susah-susah gampang karena pada dasarnya kita diciptakan di muka bumi ini menjadi seorang pemimpin.
            Pertama saya mulai menjadi pemimpin yaitu di kepengurusan intra sekolah tepatnya PMR, kala itu saya terpilih menjadi ketua PMR, karena masih pertama kali memimpin saya masih belajar dan meraba-raba bagaimana cara memimpin itu, lama kelamaan sayapun mulai terbiasa dan menikmati menjadi seorang pemimpin. Oleh karena itu ketika ada pemilihan ketua OSIS saya mencoba menyalonkan diri dan diusung oleh organ intra PMR, akhirnya saya terpilih menjadi ketua OSIS. Sungguh di luar pikiran, saya bisa terpilih menjadi ketua OSIS yang sangat di dambakan oleh semua siswa kala itu yaitu menjadi siswa no 1 di sekolah, bebagai aktifitas dan acara saya ikuti dan adakan.
            Dari pengalaman di SMP itulah saya terus bertekad untuk menjadi seorang pemimpin, tekad saya pun dibuktikan kembali ketika saya lulus dari SMP dan melanjutkan ke SMA, beruntung saya mendapatkan beasiswa kembali untuk melanjutkan sekolah menegah atas tepatnya yaitu di Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta (MAN Purwakarta), demi melanjutkan pendidikan segala macam upaya saya kerjakan, karena pekerjaan di pasar sudah tidak memungkinkan lagi bagi saya, dengan berpikir keras saya memikirkan  pekerjaan apa yang cocok bagi saya yang penting itu halal, tanpa ada gengsi sedikitpun saya mencoba menjadi ojeg di dekat pesantren saya, dan sekali-kali saya menjadi tukang pakir di sebuah rumah makan, jualan bkoran sampai penjual makanan asongan di sebuah pom bensis pernah saya kerjakan. Semua itu saya lakukan demi cita-cita saya yang tinggi.
Karena saya selalu ingin menjadi pemimpin di MAN pun Saya mulai merencankan strategi untuk menjadi pemimpin, pertama saya mengikuti organisasi intra, tapi beda dengan organisasi yang pernah saya ikuti waktu di SMP, di SMA saya lebih memilih ikut Paskibra dan aktif disana, setelah aktitif satu tahun di Paskibra saya dipilih menjadi ketua Paskibra kala itu dan itulah kala ke-3 saya terpilih menjadi pemimpin, kemudian saya masuk Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) juga di SMA, saya selalu mengikuti segala aktifitas yang diadakan oleh OSIS tersebut, sehingga akhirnya ketika beranjak kelas 2 dan diadakananya perguliran kepemimpinan saya mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), saya mengikuti acara dengan serius, dari mulai pembukaan, materi sampai simulasi sidang saya ikuti. Dalam simulasi sidang terdapat kriteria calon ketua OSIS periode selanjutnya.
            Berbagai argumen dari para siswa saling bersautan saat sampai pada materi sidang tentang kriteria pencalonan ketua OSIS periode selanjutnya. Sayapun turut serta memberikan argumen dan akhirnya terjadilah kesepakatan untuk kriteria calon ketua OSIS.
Salah satu kriteria calaon ketua OSIS antara lain :
1.      Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME
2.      Bisa baca tulis Al-Qur’an
3.      Pernah mengikuti kepengurusan OSIS di periode sebelumnya
4.      Memiliki Visi dan Misi
5.      Berasal dari sekolah asal
6.      Dll.
Itulah diantara syarat-syarat menjadi ketua OSIS karena saya sekolah di Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta, maka penekanan bisa baca tulis Al-Qur;an sangat diutamakan, karena saya tinggal di pesantren, baca tulis Al-Quran bukan menjadi masalah bagi saya.
            Tibalah agenda yang saya nantikan yaitu pencalonan ketua OSIS, dan sayapun mengajukan diri menjadi calon. Waktu itu yang mengajukan menjadi ketua OSIS ada sekitar kurang lebih sembilan orang dang yang lolos Verifikasi hanya tiga orang termasuk saya, orang yang beruntung bisa lolos dari ketentuan-ketentuan kriteria calon ketua OSIS.
            Calon ketua OSIS yang lolos verifikasi diberikan waktu 1 minggu untuk pencitraan mencari masa pendukung, dari mulai diadakannya dialogis setelah upacara hari senin sampai kampanye menycari dukungan masa saya ikuti, akhirnya tibalah pada saat pemilihan yaitu dengan cara pemungutan suara ke tiap kelas dengan diawali penyampaian Visi dan Misi, setelah semua suara terkumpul, pada pulang sekolah semua siswa di kumpilkan di lapangan upacara untuk menyaksikan penghitungan suara. Penghitungan suarapun berjalan lancar dan ramai dengan sorak sorai siswa pendukung dari pihak masing-masing. Detak jantungku pun berguncang keras ketika akhirnya aku terpilih menjadi ketua OSIS din MAN tersebut. Sujud syukur ku lakukan di depan para siswa kemudian penyampain sambutan dari ketua terpilih.
            Ternyata cita-citaku menjadi seorang pemimpin terapai dengan semangat, usaha dan kerja keras yang saya jalani.usaha menentukan hasil yang kita usahakan, walupun kepengurusan OSIS di SMA tidak akan sama dengan kepengurusan OSIS dengan SMP tapi saya coba untuk menjalaninya apapun yang akan terjadi akan saya hadapi. Saya selalu menyakinkan pada diri saya bahwa saya adalah seorang pemimpin dan setiap orang dilahirkan ke dunia ini adalah seorang pemimpin, dan seorang pemimpin harus mampu megarahkan dan memberiakan contoh yang baik bagi anggotanya karena kepemimpinan seseorang akan dipertanggung jawabkan kelak di kemudian hari.
3
Ketika Aku Menjadi...
            Dalam sebuah kelompok atau organisasi dibutuhkan adanya seorang pemimpin bagi kelompok/anggotanya, pemimpin mempunyai peranan yang sangat penting bagi sebuah organisasi. Setiap kelompok masyarakat diperlukannya seorang tokoh masyarakat atau pemimpin bagi masyarakatnya,dalam sebuah perusahaan pasti ada pemimpin perusahaannya yang akan memimpin karyawannya begitu pula dalam suatu organisasi pasti ada seorang pemimpin dalam organisasinya yang biasa disebut ketua dalam organisasi tersebut. Seorang pemimpin harus bisa menaungi aspirasi dari anggotanya dan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anggotanya.
            Dalam catatan saya kali ini saya akan mencoba menuliskan tentang harapan saya Jika Saya Menjadi Seorang Pemimpin. Catatan ini akan saya awali ketika saya menjadi ketua PMR, sebelum saya menjadi ketua PMR saya mempunyai Visi dan Misi yaitu ingin memajukan PMR yang ada di sekolah saya sehingga terkenal sampai ke luar sekolah. Mungkin dulu dalam hati saya berkata Jika saya menjadi ketua PMR saya ingin mmajukan PMR yang ada disekolah saya terkenal oleh sekolah lain. Dan harapan itu saya implementasikan ketika saya terpilih menjadi seorang ketua PMR yaitu dengan cara melakukan pelatihan yang diikuti oleh siswa-siswa dari sekolah lain juga latihan besama ke sekolah lain. Selain itu saya juga melakukan kerjasama antar intra sekolah PMR tersebut dengan sekolah lain.
            Berbagai macam upaya saya lakukan, walaupun tataran teknis tidak akan persis sama seperti tataran konsep yang saya pikirkan, tapi setidaknya ada upaya yang saya lakukan untuk memajukan PMR tersebut dan harapan saya tersebut tersalurkan dengan terlibaatnya saya menjadi ketua PMR tersebut. Selain itu harapan saya menjadi ketua PMR yaitu ingin masuk ke kepengurusan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dan menjadi ketua OSIS di sekolah saya tersebut.
            Akhirnya setelah saya menjadi ketua PMR saya diusung untuk mencalonkan diri menjadi ketua OSIS dan memang itu yang menjadi harapan saya sebelum saya masuk di kepengurusan PMR. Dalam hati saya berkata “Jika Saya Menjadi Ketua OSIS saya ingi dan memajukan prestasi di sekolah saya” . impian saya terwujud ketika saya terpilih menjadi ketua OSIS dan saya mempunya Visi dan Misi untuk memperbaiki akhlak siswa sekolah saya tepatnya Mts N Purwakarta. Karena saya rasa ketika itu banyak teman saya yang sering bolos sekolah dan kerjaannya Cuma main-main saja dan cenderung meninggalkan shalat.
            Jika saya menjadi ketua OSIS saya pernah berpikir ingin membuat kelompok mengaji dan melaksanakan pengajian bersama tiap kelas sebelum pelajaran pertama dimulai. Harapan saya pun terwujud dengan terpilihnya saya menjadi ketua OSIS dan program saya itu mendapat respon yang sangat baik dari para guru terutama pembina OSIS saya. Selain melaksanakan program di dalam sekolah saya juga mempunyai harapan untuk memperkenlkan sekolah saya ke sekolah luar yaitu dengan cara melakukan LATGAB (latihan gabungan ) antar organ intra sekolah.
            Ketika memasuki Sekolah Menengah Pertama tepatnya Madrasah Aliyah Negeri Purwakarta (MAN Purwakarta) saya mempunyai harapan yang sama ketika masuk di organisasi PMR tapi di MA saya bukan masuk PMR akan tetapi ingin merasakan suasana yang berbeda yaitu dengan memasuki organisasi Paskibra. Harapan saya ketika masuk paskibra saat itu ialah ingin menjadi ketua di paskibra tersebut dan menjadi ketua OSIS di MA tersebut, semua itu saya jalani dengan kerja keras dan usaha untuk mencapainya sehingga harapan saya tercapai dan menjadi ketua Paskibra. Setelah saya menjadi ketua Paskibra saya menjalankan program-progran yang pernah saya buat, yaitu latihan gabungan dan latihan rutin seminggu sekali dan program tahunan yaitu mendelegasikan anggota paskibra untuk mengikuti seleksi paskibraka.
            Harapan saya masuk kepengurusan paskibra yaitu selain ingin menjadi ketua di organisasi paskibra saya juga ingin menjadi ketua OSIS di MA tersebut, dan ketika LDKS dan perguliran kepengurusan ketua OSIS saya mencalonkan diri menjadi ketua OSIS. Akhirnya sayapun terpilih menjadi ketua OSIS di MA tersebut, banyak harapan saya ketika menjadi ketua OSIS di sekolah tersebut. Berbagai macam program baik dari intern seolah juga sampai kerjasama dengan sekolah lain saya kerjakan. Saya mengadakan kultum bergiliran sebelum memasuki pelajaran pertama, selain itu latihan gabungan antar organisisasi intra dilakukan semingu sekali tepatnya tiap hari jum’at.
            Sebelum menjadi ketua OSIS harapan saya jika saya menjadi ketua OSIS yaitu ingin melanjutkan kerjasama dengan sekolah lain yang sudah saya jalin ketika saya menjadi ketua OSIS di SMP, selain itu juga saya ingin meningkatkan prestasi di sekolah dan prestasi masing-masing organisasi intra sekolah. Dengan berbagai upaya saya lakukan untuk mewujudkan harapan saya sebelum menjadi pemimpin, dan setelah menjadi pemimpin saya tinggal menjaankan program-program yang telah saya rancang untuk dijalankan di kepengurusan saya kali ini.
            Itulah pengalaman saya menjadi pemimpin ketika masih duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat saya ambil, dari mulai merasakan hidup mandiri, sampai bagaimana cara bersikap yang baik menjadi seorang pemimpin juga melakukan segala upaya dan kerja keras untuk mewujudkan cita-cita yang saya harapkan. Kepemimpinan merupakan hal yang sangat sulit dilakukan, membutuhkan kerja keras dan tanggung jawab yang besar. Kepemimpinan bukan hanya dipertanggung jawabkan didunia melainkan akan di pertanggung jawabkan kelak di Akhirat.
            Dari pengalaman-pengalaman dan pelajaran yang saya ambil itulah saya tidak pernah berhenti untuk menjadi seorang pemimpin, saya selalu ingin menjadi pemimpin dalam segala hal. Setelah pelulusan sekolah saya ingin melanjutkan pendidkan ke perguruan tinggi, namun keinginanku melanjutkan ke prguruan tingi tidak tercapai karena persoalan biaya yang tidak mencukupi. Dengan semangat dan kerja keras aku berpikir bagaimana cara agar aku bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
            Maka setelah pelulusan saya kesana kemari melamar pekerjaan dengan harapan tahun depan saya bisa membiayai biaya kuliah saya. Akhirnya dengan waktu yang tak lama saya diterima bekerja di salah satu perusahaan minimarket yaitu PT ALFARIA TRIJAYA, cabang dari PT ini yaitu Alfamart yang sering kita jumpai di titik-titik ramai perkotaan bahkan sekarang sudak membuka cabang sampai kepedesaan. Waktu itu saya melamar di Alfamat sebagai seorang pramuniaga, orang seng melayani customer ketika belanja, juga membersihkan ruangan dan menata barang. Itulah pekerjaan saya setiap harinya.
            Di perusahan tersebut ada tingkatan-tingkatan untuk menempuh karir yang lebih baik, dan tingkatan yang paling bawah yaitu Pramuniaga atau Pelayan, setelah itu ialah Mercandeser kemudian Asisten Kepala Toko, Kepala toko dan masih banyak tingkatan untuk menempuh jenjang karir yang lebih baik. Semua tingkatan itu dapat kita capai apabila kita bekerja dengan disiplin baik dan memiliki inovasi dalam perusahaan tersebut. Karena itulah saya giat bekerja, rajin dan disiplin, dengan harapan agar saya bisa naik ke level yang lebih tinggi. Strategi yang saya lakukan yaitu mendekati Owner dari koordinator cabang tempat saya bekerja, saya akrabi dia sampai dia percaya kepada saya. Dalam waktu empat bulan saya sudah dipromosikan menjadi Merchandeser dan itu merupakan waktu yang sangat cepat untuk naik jabatan, karena biasanya untuk menjadi menchandeser membutuhkan waktu bertahun-tahun. Akan tetapi saya hanya menempuh waktu empat bulan bekerja. Akhirnya sayapun menjadi MD disana dan saya selalu ingin lebih ke tingkatan selanjutnya.
            Setelah sepuluh bulan bekerja saya sudah kembali di promosikan menjadi Asisiten kepala toko oleh koordinator wilayah jababeka yang sudah percaya terhadap kinerja yang saya lakukan. Dia percaya bahwa saya sudah dapat memimpin di cabang tersebut. Sya bekerja di Alfamart yang berada di salah satu Rest Area tepatnya yaitu di kilometer 57 tol cipularang daerang kopel karawang, disanalah saya bekerja selama satu tahun lamanya, karena saya bekerja semata-mata ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Saya pernah berencana agar bisa bekerja sambil kuliah. Berbagai informasi tentang perguruan tinggi say cari namun tidak ada yang sesuai dengan waktu pekerjaan saya karena di Alfamart waktu liburan tidak menentu sehingga saya tidak bisa bekerja sambil kuliah.
            Memang semua butuh pengorbanan, karena cita-cita awalku bekerja itu ingin melanjutkan kuliah, maka akhirnya saya memutuskan untuk resain/keluar dari pekerjaan tersebut, walaupun aku sudah menempati posisi yang sudah cukup nyaman dalam sebuah pekerjaan. Akhirnya dengan uang yang kutabung ketika bekerja aku mulai mendaptar ke perguruan tinggi yang ada di daerah saya. Aku mendaptar menjadi mahasiswa disana, tapi ketika itu aku bertemu dengan teman dekatku ketika di MA,dia mengajak atu untuk kuliah di Perguruan Tinggi Bandung tepatnya yaitu Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Walaupun sudah mendaftar di purwkarta akhirnya sayapun ikut denganteman saya mendaftar di Bandung.
            Cita-cita saya ketika sekolah akhirnya terwujud karena saya diterima di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung setelah melalui proses penyaringan calon mahasisiwa baru, interview dan testing. Saya lulus di jurusan Manajemen Dakwah (MD) yang sekarang saya jalani. Setelah di terima di UIN Bandung saya meminta izin kepada orangtua saya karena saya sudah keluar dari pekerjaan dan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Bandung. Karena sudah percaya dengan saya orangtua saya mengijinkan saya sambil memeluk dan mencium kening saya. Baik-baik disana ya nak, rajin shalat dan mengaji itulah pesan orang tua saya yang masih terngiang di telinga saya sampai sekarang.

4
Perguruan Tinggi...
            Di Perguruan Tinggi UIN Sunan Gunung Djati Bandunglah saya melanjutkan pendidkan tinggi, seperti halnya di sekolah saya selalu aktif di organisasi-organisasi intra. Waktu itu saya ikut UKM Unit Pengembangan Tilawatil Qur’an (UPTQ) dan saya aktif di Organisasi Kedaerahan (ORDA). Di perguruan tinggi berbeda seperti halnya di sekolah karena di perguruan tinggi tidak ada yang dinamakan OSIS, maka saya mencari-cari info sekitar organisasi intra di perguruan tinggi UIN tersebut ternyata ada yang dinamakan Himpunan Mahasisiwa Jurusan (HMJ), Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) dan Dewan Mahasiswa (DEMA). Itulah tingkatan yang ada di UIN bagi mahasiswa.
            Aku melakukan strategi kembali untuk meraih itu pertama aku menjadi kosma di jurusan MD, setelah menjadi kosma aku di delegasikan menjadi pengurus HMJ pada semester 2, bagian bidang Nalar dan Intelektual. Saya aktif di kepengurusan HMJ dan selalu menanyakan bagaimana cara agar menjadi Ketua HMJ-MD, pertama saya melakukan pencitraan dan memikirkan visi dan misi jika saya menjadi ketua HMJ nanti, akhirnya ketika diadakan nya muskom dan perguliran kepemimpinan saya ikut pada acara Muskom tersebut dan tibalah pada agenda yang saya tunggu yaitu pemilihan calon ketua HMJ-MD. Setelah saya mencalonkan dan lulus verifikasi, saya mulai mengikuti acara dialogis dan monologis, juga mengadakan kampanye secara terbuka di jurusan saya.
            Pemilihan HMJ-MD ternyata secaa terbuka dan diikuti oleh semua mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah yaitu dengan pengambilan suara, waktu yang menegangkan pun saya lalui, tibalah pada waktu pengitungan suara, kebetulan calon saat itu yang lolos persyaratan suma dua orang aku dan teman sekelasku. Akhirnya saya terpilih menjadi ketua HMJ-MD, setelah itu saya menyampaikan sambutan-sambutan kepada mahasiswa jurusan Manajemen Dakwah. Dalam sambutan tersebut saya menyampaikan visi dan misi serta targetan dan tujuan yang sudah saya rancang sebelum saya menjadi ketua HMJ-MD antara lain yaitu :    


           
1.      Visi dan Misi
Visi :
Menjadikan HMJ-MD(Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah ) sebagai wadah pembentukan mahasiswa(i) MD menjadi kaum intelek yang kreatif serta dapat berpikir secara rasional dan cerdas.

Misi :
HMJ-MD periode sekarang akan senantiasa menyelenggarakan kegiatan yang mendukung terbentuknya Mahasiswa MD menjadi kaum intelek yang kreatif, mempunyai daya nalar dan rasa sosial yang tinggi dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan serta keorganisasian.
·      Tujuan dari Visi :
“ Menjadikan HMJ-MDSebagai Asfiratif dalam sosial kemasyarakatan kampus yang menumbuhkembangkan mahasiswa MD sebagai insan akademik yang berintelektual dan spiritual serta berkontribusi kepada masyarakat masa depan yang professional ”
Menjadi organisasi yang progresif dan proaktif dalam membina, memberdayakan, dan membangun karakter masyarakat MD “
·      Tujuan dari Misi :
1.    menumbuhkembangkan mahasiswa yang peduli pendidkan dan lingkungan
2.    menjadikan HMJ-MDsebagai wadah pengembangan potensi dan kreativitas serta kemajuan mahasiswa dalam segala bidang
3.    mewujudkan mahasiswa yang religius dan ilmiah serta mampu memberikan kontribusi positif  kepada masyarakat kampus maupun masyarakat luas khususnya kepada Manajemen Dakwah
4.    Membangun komunikasi dan koordinasi yang baik antar lembaga.
5.    Membantu visi dan misi HMJ-MD.
6.    Membuka link yang banyak.
7.    Membuka pintu lebar-lebar, menerima kritik dan saran dari 
8.    Mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa MD.
9.    Memacu kreativitas, aktivitas, dan profesionalisme mahasiswa MD.

Target Prestasi Organisasi :
1.    HMJ-MD dikenal oleh lingkungan eksternal.
2.    Memberikan pelayanan bagi anggota dan kader dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia.
3.    Sebagai HMJ percontohan.
Cara mencapai :
1.    Mengadakan seminar, pelatihan, lomba, yang berhubungan dengan kebutuhan 
2.    Menyediakan wadah belajar dan berdiskusi bersama.
3.    Menyelenggarakan Study Banding ke HMJ di Universitas lain.
Itulah diantara isi dari sambutan saya yang sudah saya rancang sebelum menjadi ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen Dakwah (HMJ-MD).


6
Harapan...Jika Aku Menjadi Seorang Pemimpin
            Walaupun telah beberapa kali saya berpengalaman dalam memimpin sutu organisasi tapi saya selalu berharap suatu saat nanti saya menjadi pemimpin yang mampu menaungi kebutuhan rakyatnya/anggotanya dan bisa mengakomodasi semua aspirasi anggota saya, maka jika saya menjadi seorang pemimpin saya akan berusaha dengan sebaik mungkin untuk bisa menjadi pemimpin yang baik dan dapat mensejahterakan rakyatnya. Dari kecil aku sudah hidup mandiri dan selalu bekeja keras maka saya berharap jika suatu saat nanti saya bisa memimpin sebuah perusahaan, dan jika saya menjadi pemimpin dalam suatu peusahaan saya akan meningkatkan poduktifitas perusahaan tersebut dan meningkatkan daya jual suatu perusahaan sehingga perusahaan yang aku pimpin menjadi perusahaan yang maju dan berkembang.
            Selain berjiwa usaha saya juga ingin menjadi pemimpin rakyat, dan jika aku menjadi pemimpin rakyat, saya akan berusaha sekuat tenaga untuk bisa menaungi rakyat yang saya pimpin dan berusaha mensejahterakan rakyat yang saya pimpin. Dan suatu saat nanti jika saya menjadi seorang peminpin saya ingin menjadi pemimpin yang sukses dan menjadi pemimpin yang disegani oleh anggotanya juga dapat menerima masukan dari anggotanya dan mampu mengambil keputusan dengan bijaksana.

Wallahul Muwafiq Illa Aqwamitharieq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Bandung, Desember 2011

Penulis
                        

Da’wah Tauhid Dakwah yang Haq


Da’wah Tauhid Dakwah yang Haq
Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ar Ramadhany Al Jazaa-iry
Ada kelompok-kelompok dakwah yang menghabiskan waktunya untuk menyerang atau mengkritik pemerintah dengan tujuan memeperbaiki masyarakat atu bahkan ada pula yang secara politik berusaha menghancurkan pemerintah dengan tanpa memperdulikan kerusakan aqidah pada pengikutnya.
                Mengiklaskan agama hanya untuk Allah (tauhid ) merupakan pokok ajaran agama islam,yang mana karena hal tersebut inilah Allah menurunkan kitab-kitab-Nya srta mengutus para Rosul,dan seluruh para Nabi menyerukan ( menda’wahkan ) hal ini serta berjihad dengannya.
                Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam firman-Nya (yang artinya) : ‘’Maka beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan (memurnikan) agama ini.’’ (QS. Az-Zumar :2).Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : ‘’Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan (memurnikan) agama ini bagi-Nya.’’(QS.Al-Bayyinah : 5).
Kedudukan tauid itu ibarat pondasi pada sebuah bangunan. Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : “Barang siapa yang ingin meninggikan bangunan, maka wajib atasnya untuk meguatkan dan memantapkan pondasinya serta bersungguh-sungguh untuk memfokuskan perhatian kepadanya, karena tingginya banguna sesuatu tergantung pad kuatnya serta mantapnya pondasi itu. Maka amalan dan tingkatan-tingkatannya adalah (ibarat) bangunan da pondasinya adalah keimanan. Maka orang yang bijaksana itu cita-citanya adalah membetulkan dan memantapkan pondasi, sehingga tidak lama bangunannya akan runtuh.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurag yang runtuh, lalu bangunan itu jatuh bersama-sama kedalam neraka jahanam. ? dan Allah tidak memberikan petunjuk keada orang-orang dholim,” (QS.At-Taubah : 109). (Lihat keterangan ini dalam kitab Al-Fawaid. Hal. 204)
Ayat ini turun tentang orang-orang munafik yang membangun masjid untuk ditegakan sholat di dalamnya. Akan tetapi ketika mereka mengerjakan amalan yang agung serta mulia ini, hati mereka kosong dari keikhlasan dan tidak bermanfaat bagi mereka sedikitpun, bahkan mereka jatuh ke dalam neraka jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat ini.”(lihat kitab sittu duror, hal 13-14)” Al Imam ibnul Qoyyim mengatakan :”Pondasi itu ada dua hal : Pertama : Benarnya pangenalan kepada Allah dan Perintah-Nya serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kedua : memurnikan kedudukan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak kepada yang lainnya. Maka ini adalah sekuat-kuatnya pondasi yang digunakan seorang hamba untuk bangunannya.
Ketika Tauhid itu ibarat pondasi bagi sebuah bangunan dan akar pohon bagi sebuah pohon, maka perintah pertama yang kita jumpai ketika kita membuka Al-Quran dari awala adalah firman Allah Ta’ala (artinya) :”Wahai manusia beribadahlah kepada Robb kalian yang menciptakan kalian dari orang-orang sebelum kaliannagar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.”(QS.Al Baqarah : 21). Kemudian setelah ayat ini langsung diikuti dari larangan apa-apa yang menentang Tauhid, yakni syirik, Allah berfirman (artinya) : maka janganlah kalian jadikan tandingan-tandingan (sekutu) bagi Allah sedangkan kalian mengetahuinya” (QS.AL Baqarah : 22).
Disini terdapat faedah yang besar . yaitu Allah SWT tidak hanya memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya, akan tetapi Allah melarang kita dari apa-apa yang membatalkan hal tersebut, yaitu beribadah kepada selain-Nya. (syirik). Maka lihatlah di dalam Al-Quran kita akan menemui hal yang berturut-turut diantaranya firman Allah : “Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan dengan selain-Nya.” (QS. An Nisa : 36). Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : “ Dan sungguh kami tidak mengutusd setiap Rasul kepada setiap umat “ (QS An-Nahl : 36).

Kafir ! Orang yang menjadikan Allah, Al Qur’an dan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai bahan guyonan
Firman Allah SWT yang artinya : “ Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja,” Katakanlah : “ Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena telah kafir setelah beriman....” (At-Taubah : 65-66).
Dari Ibnu ‘Umar, Muhammad bin Ka’ab, bin Zaid bin Aslam  dan Qatadah, hadis dengan rangkuman sebagai berikut :” Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan orang yang lebih pengecut dalam peperangan.” Maksudnya : Rasulallah saw dan para sahabat yang ahli baca Al-Quran itu maka berkatalah ‘Auf bin Malik kepadanya : “ Omong kosong yang kamu katakan, bahkan kamu adalah munafik.”

Analisis UU Haji


Rounded Rectangle: Nama  : Ahmad Sutisna
NIM  : 120 940 3005
Jurusan : Manajemen Dakwah/V
Mata Kuliah : MOKI
(ANALISIS UNDANG-UNDANG HAJI)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 3
Pemerintah berkewajiban melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan dengan menyediakan fasilitas,
kemudahan, keamanan, dan kenyamanan yang diperlukan oleh setiap warga negara yang menunaikan ibadah haji.
Analisis
Pada kenyataannya pemerintah kurang baik dalam pelayanan baik fasilitas maupun kemudahan dan perlindungan dan keamanan serta kenyamanan baik itu calon jema’ah haji maupun jema’ah haji contohnya nyaitu setiap taun adanya jema’ah yang gagal diberangkatkan dan kesulitan mencari informasi haji.
Pasal 17
Ayat (1)
Paspor haji merupakan dokumen resmi negara yang dikeluarkan oleh Menteri bagi warga negara yang berada di wilayah Indonesia dan berlaku untuk menunaikan ibadah haji.
Analisis
Pada kenyataannya Penggunaan paspor selain paspor haji dimungkinkan bagi warga negara yang akan menunaikan ibadah haji dan penggunaan paspor tersebut selanjutnya diatur oleh Menteri dengan tetap memperhatikan kuota nasiona1.
Warga negara Indonesia yang menetap di luar negeri dalam menunaikan ibadah haji enggunakan paspor selain
paspor haji.

BAB III
PENGORGANISASIAN
Pasal 6
(1) Penyelenggaraan ibadah haji merupakan tugas nasional dan menjadi tanggung jawab Pemerintah di bawah koordinasi Menteri.
Tapi kenyataannya penyelenggaraan haji tidak sepenuhnya dikelola oleh pemerintahan sehingga banyak penyelewengan terhadap proses penyelenggaraan haji.

BAB IV
BIAYA PENYELENGGARAAN IBADAH HAJI
Pasal 1l
(1) Dalam rangka pengelolaan Dana Abadi Umat sebagaimana dimaksud dalam Pasat 1 butir 16 secara lebih
berdaya guna dan berhasil guna untuk kemaslahatan umat, Pemerintah membentuk Badan Penge1ola Dana Abadi Umat yang diketuai oleh Menteri.
(3) Badan Pengelola Dana Abadi Umat mempunyai tugas pokok :
a. merencanakan. Mengorganisasikan, mengelola, dan memanfaatkan dana abadi umat;
b. menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya setiap tahun kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia.
Analisis
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan pengelolaan Dana Abadi Umat secara lebih berdaya guna dan berhasil guna untuk kemaslahatan umat adalah segala sesuatu yang dapat menunjang kemajuan dan/atau kesejahteraan umat, antara lain di bidang pendidikan dan dakwah, kesehatan, sosial, ekonomi, pembangunan sarana dan prasarana ibadah, serta penyelenggaraan ibadah haji.
Kenyataannya  yang mengatur tentang dana abadi umat atau hasil persentasi dari biaya ibadah haji, akan tetapi sejauhmana pemerintah mengelola dana tersebut yang tidak ada aplikasi/realisasi terhadap masyarakat, tidak semua orang tau bahwa pemerintah mempunyai dana abadi umat karna tidak ada sosialisasi secara menyeluruh terhadap masyarakat, juga tidak adanya program yang diketahu masyarakat tentang penyaluran dana abadi umat tersebut.
Dalam ayat 3 pengelola mempunya tugas mengorgaisasikan dana abadi umat tersebut tanpa adanya sosialisa kepada masyarakat.

BAB V
PENDAFTARAN
Pasal 14
(1) Dalam rangka pengaturan kuota nasional, Menteri menetapkan kuota untuk setiap propinsi dengan
memperhatikan prinsip keadilan dan proporsional.
Analisis
Dalam pasal ini mentri menetapkan kuota jema’ah haji setiap propinsi dengan memperhatikan prinsip keadilan tapi kenyatannya banyak jema’ah haji seperti para artis dan orang kaya yang dengan mudah dapat mengikuti ibadah haji berkali-kali walaupun kuota dari propinsinya lebih sedangkan ada sebagian jema’ah haji yang harus menunggu giliran karena kehabisan kuota dari propinsinya.