Selasa, 27 Maret 2012 | By: Ahmad's

Da’wah Tauhid Dakwah yang Haq


Da’wah Tauhid Dakwah yang Haq
Syaikh Abdul Malik bin Ahmad Ar Ramadhany Al Jazaa-iry
Ada kelompok-kelompok dakwah yang menghabiskan waktunya untuk menyerang atau mengkritik pemerintah dengan tujuan memeperbaiki masyarakat atu bahkan ada pula yang secara politik berusaha menghancurkan pemerintah dengan tanpa memperdulikan kerusakan aqidah pada pengikutnya.
                Mengiklaskan agama hanya untuk Allah (tauhid ) merupakan pokok ajaran agama islam,yang mana karena hal tersebut inilah Allah menurunkan kitab-kitab-Nya srta mengutus para Rosul,dan seluruh para Nabi menyerukan ( menda’wahkan ) hal ini serta berjihad dengannya.
                Allah Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam firman-Nya (yang artinya) : ‘’Maka beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan (memurnikan) agama ini.’’ (QS. Az-Zumar :2).Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : ‘’Dan tidaklah mereka diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan (memurnikan) agama ini bagi-Nya.’’(QS.Al-Bayyinah : 5).
Kedudukan tauid itu ibarat pondasi pada sebuah bangunan. Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : “Barang siapa yang ingin meninggikan bangunan, maka wajib atasnya untuk meguatkan dan memantapkan pondasinya serta bersungguh-sungguh untuk memfokuskan perhatian kepadanya, karena tingginya banguna sesuatu tergantung pad kuatnya serta mantapnya pondasi itu. Maka amalan dan tingkatan-tingkatannya adalah (ibarat) bangunan da pondasinya adalah keimanan. Maka orang yang bijaksana itu cita-citanya adalah membetulkan dan memantapkan pondasi, sehingga tidak lama bangunannya akan runtuh.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Maka apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurag yang runtuh, lalu bangunan itu jatuh bersama-sama kedalam neraka jahanam. ? dan Allah tidak memberikan petunjuk keada orang-orang dholim,” (QS.At-Taubah : 109). (Lihat keterangan ini dalam kitab Al-Fawaid. Hal. 204)
Ayat ini turun tentang orang-orang munafik yang membangun masjid untuk ditegakan sholat di dalamnya. Akan tetapi ketika mereka mengerjakan amalan yang agung serta mulia ini, hati mereka kosong dari keikhlasan dan tidak bermanfaat bagi mereka sedikitpun, bahkan mereka jatuh ke dalam neraka jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat ini.”(lihat kitab sittu duror, hal 13-14)” Al Imam ibnul Qoyyim mengatakan :”Pondasi itu ada dua hal : Pertama : Benarnya pangenalan kepada Allah dan Perintah-Nya serta nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Kedua : memurnikan kedudukan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak kepada yang lainnya. Maka ini adalah sekuat-kuatnya pondasi yang digunakan seorang hamba untuk bangunannya.
Ketika Tauhid itu ibarat pondasi bagi sebuah bangunan dan akar pohon bagi sebuah pohon, maka perintah pertama yang kita jumpai ketika kita membuka Al-Quran dari awala adalah firman Allah Ta’ala (artinya) :”Wahai manusia beribadahlah kepada Robb kalian yang menciptakan kalian dari orang-orang sebelum kaliannagar kalian menjadi orang-orang yang bertakwa.”(QS.Al Baqarah : 21). Kemudian setelah ayat ini langsung diikuti dari larangan apa-apa yang menentang Tauhid, yakni syirik, Allah berfirman (artinya) : maka janganlah kalian jadikan tandingan-tandingan (sekutu) bagi Allah sedangkan kalian mengetahuinya” (QS.AL Baqarah : 22).
Disini terdapat faedah yang besar . yaitu Allah SWT tidak hanya memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya, akan tetapi Allah melarang kita dari apa-apa yang membatalkan hal tersebut, yaitu beribadah kepada selain-Nya. (syirik). Maka lihatlah di dalam Al-Quran kita akan menemui hal yang berturut-turut diantaranya firman Allah : “Sembahlah Allah dan janganlah kalian menyekutukan dengan selain-Nya.” (QS. An Nisa : 36). Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : “ Dan sungguh kami tidak mengutusd setiap Rasul kepada setiap umat “ (QS An-Nahl : 36).

Kafir ! Orang yang menjadikan Allah, Al Qur’an dan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa Sallam sebagai bahan guyonan
Firman Allah SWT yang artinya : “ Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja,” Katakanlah : “ Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena telah kafir setelah beriman....” (At-Taubah : 65-66).
Dari Ibnu ‘Umar, Muhammad bin Ka’ab, bin Zaid bin Aslam  dan Qatadah, hadis dengan rangkuman sebagai berikut :” Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk, ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan orang yang lebih pengecut dalam peperangan.” Maksudnya : Rasulallah saw dan para sahabat yang ahli baca Al-Quran itu maka berkatalah ‘Auf bin Malik kepadanya : “ Omong kosong yang kamu katakan, bahkan kamu adalah munafik.”

0 komentar:

Posting Komentar