Da’wah
Tauhid Dakwah yang Haq
Syaikh
Abdul Malik bin Ahmad Ar Ramadhany Al Jazaa-iry
Ada
kelompok-kelompok dakwah yang menghabiskan waktunya untuk menyerang atau
mengkritik pemerintah dengan tujuan memeperbaiki masyarakat atu bahkan ada pula
yang secara politik berusaha menghancurkan pemerintah dengan tanpa
memperdulikan kerusakan aqidah pada pengikutnya.
Mengiklaskan
agama hanya untuk Allah (tauhid ) merupakan pokok ajaran agama islam,yang mana
karena hal tersebut inilah Allah menurunkan kitab-kitab-Nya srta mengutus para
Rosul,dan seluruh para Nabi menyerukan ( menda’wahkan ) hal ini serta berjihad
dengannya.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala menyatakan dalam firman-Nya (yang artinya) : ‘’Maka
beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan (memurnikan) agama ini.’’ (QS.
Az-Zumar :2).Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : ‘’Dan tidaklah mereka
diperintahkan kecuali untuk beribadah kepada Allah dengan mengihlaskan
(memurnikan) agama ini bagi-Nya.’’(QS.Al-Bayyinah : 5).
Kedudukan tauid itu ibarat pondasi pada sebuah
bangunan. Al Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata : “Barang siapa yang ingin
meninggikan bangunan, maka wajib atasnya untuk meguatkan dan memantapkan
pondasinya serta bersungguh-sungguh untuk memfokuskan perhatian kepadanya,
karena tingginya banguna sesuatu tergantung pad kuatnya serta mantapnya pondasi
itu. Maka amalan dan tingkatan-tingkatannya adalah (ibarat) bangunan da
pondasinya adalah keimanan. Maka orang yang bijaksana itu cita-citanya adalah
membetulkan dan memantapkan pondasi, sehingga tidak lama bangunannya akan
runtuh.
Allah Ta’ala berfirman (artinya) : “Maka
apakah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurag yang runtuh, lalu
bangunan itu jatuh bersama-sama kedalam neraka jahanam. ? dan Allah tidak
memberikan petunjuk keada orang-orang dholim,” (QS.At-Taubah : 109). (Lihat
keterangan ini dalam kitab Al-Fawaid. Hal. 204)
Ayat ini turun tentang orang-orang munafik
yang membangun masjid untuk ditegakan sholat di dalamnya. Akan tetapi ketika
mereka mengerjakan amalan yang agung serta mulia ini, hati mereka kosong dari
keikhlasan dan tidak bermanfaat bagi mereka sedikitpun, bahkan mereka jatuh ke
dalam neraka jahanam sebagaimana tersebut dalam ayat ini.”(lihat kitab sittu
duror, hal 13-14)” Al Imam ibnul Qoyyim mengatakan :”Pondasi itu ada dua hal :
Pertama : Benarnya pangenalan kepada Allah dan Perintah-Nya serta nama-nama dan
sifat-sifat-Nya. Kedua : memurnikan kedudukan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak
kepada yang lainnya. Maka ini adalah sekuat-kuatnya pondasi yang digunakan
seorang hamba untuk bangunannya.
Ketika Tauhid itu ibarat pondasi bagi sebuah
bangunan dan akar pohon bagi sebuah pohon, maka perintah pertama yang kita
jumpai ketika kita membuka Al-Quran dari awala adalah firman Allah Ta’ala
(artinya) :”Wahai manusia beribadahlah kepada Robb kalian yang menciptakan
kalian dari orang-orang sebelum kaliannagar kalian menjadi orang-orang yang
bertakwa.”(QS.Al Baqarah : 21). Kemudian setelah ayat ini langsung diikuti dari
larangan apa-apa yang menentang Tauhid, yakni syirik, Allah berfirman (artinya)
: maka janganlah kalian jadikan tandingan-tandingan (sekutu) bagi Allah
sedangkan kalian mengetahuinya” (QS.AL Baqarah : 22).
Disini terdapat faedah yang besar . yaitu
Allah SWT tidak hanya memerintahkan kepada kita untuk beribadah kepada-Nya,
akan tetapi Allah melarang kita dari apa-apa yang membatalkan hal tersebut,
yaitu beribadah kepada selain-Nya. (syirik). Maka lihatlah di dalam Al-Quran
kita akan menemui hal yang berturut-turut diantaranya firman Allah : “Sembahlah
Allah dan janganlah kalian menyekutukan dengan selain-Nya.” (QS. An Nisa : 36).
Dalam firman-Nya yang lain (artinya) : “ Dan sungguh kami tidak mengutusd
setiap Rasul kepada setiap umat “ (QS An-Nahl : 36).
Kafir !
Orang yang menjadikan Allah, Al Qur’an dan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wa
Sallam sebagai bahan guyonan
Firman Allah SWT yang artinya : “ Dan jika
kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu),
tentulah mereka akan menjawab : “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja,” Katakanlah : “ Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan
Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena telah
kafir setelah beriman....” (At-Taubah : 65-66).
Dari Ibnu ‘Umar, Muhammad bin Ka’ab, bin Zaid
bin Aslam dan Qatadah, hadis dengan
rangkuman sebagai berikut :” Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk,
ada seseorang yang berkata : “Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca
Al-Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan orang
yang lebih pengecut dalam peperangan.” Maksudnya : Rasulallah saw dan para
sahabat yang ahli baca Al-Quran itu maka berkatalah ‘Auf bin Malik kepadanya :
“ Omong kosong yang kamu katakan, bahkan kamu adalah munafik.”
0 komentar:
Posting Komentar