KONDISI UMAT
MASA RASULULLAH SAW, DAN MASA KINI
MASA RASULULLAH SAW, DAN MASA KINI
RESPON UMAT
Dakwah Islam sejak dibawa Nabi Muhammad Rasulullah kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin dan diikuti dengan lahirnya Dinasti Umayah dan Abasiyah dengan ujung kekhalifahan tahun 1927 di Turki, maka kita akan mendapat gambaran yang lebih besar tentang upaya umat Islam untuk menegakkan nilai-nilai islam yang diyakininya.
Pertama kita bisa menginterpretasikan sebuah kerangka perjalanan umat Islam itu lahir karena krisis sosial, ekonomi serta politik. Ketidakpuasan terhadap lingkungan yang penuh dengan kezaliman dan kejahatan, maka penerapan atau aplikasi nilai Islam dalam kehidupan telah melahirkan berbagai respon dari berbagai lapisan umat.
Untuk kondisi saat ini, umat islam ada yang berbentuk sebuah gerakan dakwah yang kemudian terlembagakan dalam bentukan unit politik yang disebut negara, namun ada pula yang meniupkan kebangkitan Islam untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan dan penindasan penjajah dari Barat. Dari tabel itu terlihat bahwa upaya umat Islam untuk bangkit tidak hanya muncul di Indonesia. Gerakan itu sudah muncul di berbagai wilayah di muka bumi yang dihuni umat Islam.
Para sahabat Rasulullah saw, adalah umat yang sangat mencintainya dan senantiasa membelanya mati-matian, sedangkan saat ini saat Nabi Muhammad saw, dihina ada sebagian umat islam yang acuh tak acuh bahkan cenderung mendukung penghinaan tersebut. Kalau rentang waktu dibentangkan sejak Nabi Muhammad membawa obor yang jadi Rahmat Seluruh Alam, maka kita akan menyaksikan betapa gerakan dakwah yang ada di Indonesia itu hanyalah satu titik dari rangkaian seluruh perjuangan umat Islam untuk menyelamatkan umat manusia. Jika gerakan di Indonesia itu diletakkan dalam kerangka waktu sejarah umat manusia sejak Nabi Adam, maka tiadalah artinya. Titiknya bahkan tidak terlihat lagi karena Indonesia sebagai sebuah negara nasional atau unit politik modern yang mengikuti pola Barat baru lahir tahun 1945.
Respon umat terhadap dakwah islam saat ini ada yang berbentuk kultural sosial dan ada pula yang berbentuk struktural sebagai sebuah pendekatan untuk menegakkan citra Islam di masyarakatnya. Kembali kita lihat bahwa sesungguhnya respon terhadap lingkungan itu menjadi sebuah makna apabila pimpinan gerakan dan elit di sekitarnya mampu menterjemahkan nilai-nilai normatif itu menjadi sebuah petunjuk praktis untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Persoalan hidup pada era globalisasi sekarang telah melahirkan banyak tantangan bagi gerakan dakwah, namun semua itu masih kurang tersentuh karena sebagian belum menemukan format yang tepat dengan perubahan lingkungan yang merupakan ayat-ayat yang seharusnya dipikirkan dengan akal budi manusia.
Problematika Dakwah Masa Kini
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika.
Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet, dan sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu. Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikit korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin terancam dan masa depan generasi muda semakin suram. Apabila kita tetap lengah dan terbuai oleh kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itu pula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjuk Allah yang sangat diperlukan bagi hati nurani setiap kita. Di samping itu kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam meng-akses informasi dari waktu ke waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin tumpul tak berdaya. Lima hal yang harus dilakukan, agar dakwah Islam di era informasi sekarang tetap relevan, efektif, dan produktif :24
Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi serta berkelanjutan. Bukan hanya Ilmu tabligh, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.
Kedua, setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan dapat diketahui masalah-masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than word.
Keempat, media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
Kelima, merebut kembali remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah aset yang sangat berharga. Mereka wajib kita selamatkan dari pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‘invasi’ nilai-nilai non islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng tangguh dalam era globalisasi dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Menyimak uraian-uraian di atas, dapat diprediksi bahwa misi dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelahkan. Inilah problematika dakwah kita masa kini. Oleh sebab itu semuanya harus dimenej kembali dengan manajemen dakwah yang profesional dan dihendel oleh tenaga-tenaga berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal.
Mengingat potensi umat Islam yang potensial masih sangat terbatas, sementara kita harus mengakomodir segenap permasalahan dan tantangan yang muncul, maka ada baiknya kita coba memilih dan memilah mana yang tepat untuk diberikan skala prioritas dalam penanganannya, sehingga dana, tenaga, dan fikiran dapat lebih terarah, efektif, dan produktid dalam penggunaanya.
Pesan serta metode dakwah harus disesuaikan dengan mad’u agar dakwah kita berhasil. Berikut ragam pesan dakwah yang berisi metode yang dapat disesuaikan dengan mad’u :
a.Nasihat yang baik
Berisi pengajaran
Berisi pembinaan moral
b.Memberi Motivasi dan Ancaman
Memberi motivasi dan kabar gembira
Dengan janji, berisi janji-janji Allah bagi manusia yang taat, baik untuk di dunia maupun di akhirat
Dengan menyertakan macam-macam bentuk ketaatan
Memberi ancaman dan peringatan
Diberi azab, bagi orang yang inkar dan kufur terhadap Allah dan rasul-Nya. Baik yang akan ditimpakan juga yang telah menimpa orang terdahulu
Diberi azab di akhirat kelak
Siksa mental di hari kiamat
Hukuman atas dosa yang bermacam-macam
c.Memberi contoh-contoh bijak
Kisah-kisah orang taat masa lalu dan kini
Perumpamaan-perumpamaan yang berhikmah
Melihat sifat orang-orang terpuji
Mad’u utama bagi setiap da’1 adalah keluarga dan kerabatnya yang terdekat, karena dengan demikian ia telah membuat model mad’u yang dapat ditiru oleh mad’u yang lebih luas. Kemudian seorang da’i harus mengkaji dan mempertimbangkan metode pendekatan spiritual dengan mad’u, antara lain melalui shalat, dzikir, doa, silaturahim, dan sebagainya. Sehingga ada ikatan batin yang kuat dan pesan dakwah pun akan mudah diterima, serta tujuan dakwah dapat tercapai dengan paripurna.
Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah gerakan yang penuh berkah (ash-shahwah al-mubarakah); gerakan yang penuh moderat (shahwah mu’tadilah), terpada, terkendali, berkesinambunag dan jauh dari unsur ekstrimisme (at-tatharruf)25
Pola Dakwah yang cocok di daerah saya :
1.Berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah,
2.Merubah paradigma umat yang lebih mementingkan urusan dunia ketimbang akhirat,
3.Mengikis ajaran-ajaran bid’ah secara perlahan tapi pasti dengan memberikan pemahaman islam yang benar dan murni serta menyeluruh (kaffah),
4.Melaksanakan program Bhakti social, agar masyarakat sebagai mad’u merasa diperhatikan oleh sesamanya, terutama oleh para da’i,
5.Dakwah yang senantiasa actual dalam menjawab permasalahan umat yang terjadi, terutama tantangan budaya dan masalah ekonomi serta kepemimpinan,
6.Dakwah dengan ramah bukan dengan arogan dan ekstrim,
7.Dakwah dengan mengajak bukan mengejek,
8.Pendakwah harus aktif di masyarakat untuk menunjukkan eksistensi,
9.Berusaha untu menunjukkan perilaku yang ideal sebagai dakwah bil hal,
10.Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat,
11.Berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat,
12.Menggerakkan para remaja sebagai motor pergerakan dakwah,
13.Dakwah dengan terus-menerus dan tahan uji serta rintangan,
14.Mempelajari kondisi dan situasi mad’u dengan seksama dan berkesinambungan,
15.Senantiasa memperdalam ilmu keislaman dan ilmu lainnya sebagai pelengkap,
PELAJARAN YANG DIAMBIL DARI
PERJALANAN DAKWAH NABI SAW, SAMPAI BANI ABBASIYAH
Pelajaran yang dapat kami ambil dari perjalanan dakwah Nabi Muhammad saw, sampai pemerintahan dinast Abbasiyah adalah :
1.Memberi gambaran yang jelas tentang tahapan dakwah yang harus dilakukan oleh setiap da’i
2.Memotivasi para da’i bahwa kelak akan datang pertolongan Allah dalam dakwah
3.Memberi gambaran tentang model masyarakat ideal, yakni masyarakat madinah yang telah menjalankan syariat Islam secara kapah.
4.Membangunkan kembali umat islam yang telah lama tidur.
5.Menyadarkan umat islam tentang pentingnya dakwah
6.Menyadarkan kembali umat islam tentanng idiolohi islam yang sesunguhnya
7.Menyadarkan umat islam kembali kepada jalan yang lurus yang di contohkan oleh Rasululah Saw
8.Mengingatkan kembali umat islam yang telah lupa dengan islamnya sendiri
9.Memberi kabar gembira akan kebangkitan umat islam kembali di dunia
10.Mengingatkan kembali umat islam tentang akhlak islam yang di contohkan oleh Rasululah Saw
11.Memberi gambaran tentang kondisi mad’u yang berpareasi dan metode dakwah yang diterapkan
12. .Menumbuhkan kesadaran untuk membina kader kader dakwah secara konsisten dan terarah, sehinga siap menghadapi tantangan dakwah
13.memberikan gambaran bahwa dakwah adalah kegiatan yang harus di lakukan terus menerus
14.Memberikan gambaran tentang strategi dakwah Rasululah Saw yang epektip dengan hasil yang optimal
15.Keharusan berdakwah di lakukan bersama-sama
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Buthy. Muhammad Said Ramadhan. Fiqhus-Sirah, Darul Fikry, cet. 2 th. 1980.
Rus’an. Lintasan Sejarah Islam. Penerbit Wicaksana. Semarang. Cetakan II. 1981
Nasr, Sayid Husen. Muhammad Kekasih Allah. Penerbit Mizan. Cetakan V. 1993
Quthb, Muhammad. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam?. Gema Insani Press. Jakarta. 1995.
As-Siba’i, Mustafa. Peradaban Islam Dulu, Kini, dan Esok. Gema Insani Press. Jakarta. 1993.
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safei. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung. Pustaka Setia. 2002.
al-Qarni, A’id Abdullah. Alqur’an Berjalan, Potret Keagungan Manusia Agung. Sahara Publishers Jakarta. 2005.
Wikipedia, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah, diakses tanggal 2 April 2008
Artikel “Problematika Dakwah Masa Kini”, karya RB. Khatib Pahlawan Kayo.2005
Khalid, Khalid Muh. Kharakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, CV Penerbit Dipenogoro, Bandung, 1981
Tabloid Hidayah, Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw, edisi 20-Dzulhijjad 1423 H/Maret 2003
Film Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah (570-1924) Seri 1 Membangun Peradaban Islam, El-Moesa Production. Yogyakarta. 2006.
Pertama kita bisa menginterpretasikan sebuah kerangka perjalanan umat Islam itu lahir karena krisis sosial, ekonomi serta politik. Ketidakpuasan terhadap lingkungan yang penuh dengan kezaliman dan kejahatan, maka penerapan atau aplikasi nilai Islam dalam kehidupan telah melahirkan berbagai respon dari berbagai lapisan umat.
Untuk kondisi saat ini, umat islam ada yang berbentuk sebuah gerakan dakwah yang kemudian terlembagakan dalam bentukan unit politik yang disebut negara, namun ada pula yang meniupkan kebangkitan Islam untuk lepas dari kebodohan, kemiskinan dan penindasan penjajah dari Barat. Dari tabel itu terlihat bahwa upaya umat Islam untuk bangkit tidak hanya muncul di Indonesia. Gerakan itu sudah muncul di berbagai wilayah di muka bumi yang dihuni umat Islam.
Para sahabat Rasulullah saw, adalah umat yang sangat mencintainya dan senantiasa membelanya mati-matian, sedangkan saat ini saat Nabi Muhammad saw, dihina ada sebagian umat islam yang acuh tak acuh bahkan cenderung mendukung penghinaan tersebut. Kalau rentang waktu dibentangkan sejak Nabi Muhammad membawa obor yang jadi Rahmat Seluruh Alam, maka kita akan menyaksikan betapa gerakan dakwah yang ada di Indonesia itu hanyalah satu titik dari rangkaian seluruh perjuangan umat Islam untuk menyelamatkan umat manusia. Jika gerakan di Indonesia itu diletakkan dalam kerangka waktu sejarah umat manusia sejak Nabi Adam, maka tiadalah artinya. Titiknya bahkan tidak terlihat lagi karena Indonesia sebagai sebuah negara nasional atau unit politik modern yang mengikuti pola Barat baru lahir tahun 1945.
Respon umat terhadap dakwah islam saat ini ada yang berbentuk kultural sosial dan ada pula yang berbentuk struktural sebagai sebuah pendekatan untuk menegakkan citra Islam di masyarakatnya. Kembali kita lihat bahwa sesungguhnya respon terhadap lingkungan itu menjadi sebuah makna apabila pimpinan gerakan dan elit di sekitarnya mampu menterjemahkan nilai-nilai normatif itu menjadi sebuah petunjuk praktis untuk menyelesaikan persoalan hidupnya.
Persoalan hidup pada era globalisasi sekarang telah melahirkan banyak tantangan bagi gerakan dakwah, namun semua itu masih kurang tersentuh karena sebagian belum menemukan format yang tepat dengan perubahan lingkungan yang merupakan ayat-ayat yang seharusnya dipikirkan dengan akal budi manusia.
Problematika Dakwah Masa Kini
Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Tantangan itu muncul dalam berbagai bentuk kegiatan masyarakat modern, seperti perilaku dalam mendapatkan hiburan (entertainment), kepariwisataan dan seni dalam arti luas, yang semakin membuka peluang munculnya kerawanan-kerawanan moral dan etika.
Kerawanan moral dan etik itu muncul semakin transparan dalam bentuk kemaksiatan karena disokong oleh kemajuan alat-alat teknologi informasi mutakhir seperti siaran televisi, keping-keping VCD, jaringan Internet, dan sebagainya. Kemaksiatan itu senantiasa mengalami peningkatan kualitas dan kuantitas, seperti maraknya perjudian, minum minuman keras, dan tindakan kriminal, serta menjamurnya tempat-tempat hiburan, siang atau malam, yang semua itu diawali dengan penjualan dan pendangkalan budaya moral dan rasa malu.
Tidak asing lagi, akhirnya di negeri yang berbudaya, beradat dan beragama ini, kemaksiatan yang berhubungan dengan apa yang dinamakan sex industry juga mengalami kemajuan, terutama setelah terbukanya turisme internasional di berbagai kawasan, hingga menjamah wilayah yang semakin luas dan menjarah semakin banyak generasi muda dan remaja yang kehilangan jati diri dan miskin iman dan ilmu. Hal yang terakhir ini semakin buruk dan mencemaskan perkembangannya karena hampir-hampir tidak ada lagi batas antara kota dan desa, semuanya telah terkontaminasi dalam eforia kebebasan yang tak kenal batas.
Ledakan-ledakan informasi dan kemajuan teknologi dalam berbagai bidang itu tidak boleh kita biarkan lewat begitu saja. Kita harus berusaha mencegah dan mengantisipasi dengan memperkuat benteng pertahanan aqidah yang berpadukan ilmu dan teknologi. Tidak sedikit korban yang berjatuhan yang membuat kemuliaan Islam semakin terancam dan masa depan generasi muda semakin suram. Apabila kita tetap lengah dan terbuai oleh kemewahan hidup dengan berbagai fasilitasnya, ketika itu pula secara perlahan kita meninggalkan petunjuk-petunjuk Allah yang sangat diperlukan bagi hati nurani setiap kita. Di samping itu kelemahan dan ketertinggalan umat Islam dalam meng-akses informasi dari waktu ke waktu, pada gilirannya juga akan membuat langkah-langkah dakwah kita semakin tumpul tak berdaya. Lima hal yang harus dilakukan, agar dakwah Islam di era informasi sekarang tetap relevan, efektif, dan produktif :24
Pertama, perlu ada pengkaderan yang serius untuk memproduksi juru-juru dakwah dengan pembagian kerja yang rapi serta berkelanjutan. Bukan hanya Ilmu tabligh, melainkan diperlukan pula berbagai penguasaan dalam ilmu-ilmu teknologi informasi yang paling mutakhir.
Kedua, setiap organisasi Islam yang berminat dalam tugas-tugas dakwah perlu membangun laboratorium dakwah. Dari hasil “Labda” ini akan dapat diketahui masalah-masalah riil di lapangan, agar jelas apa yang akan dilakukan.
Ketiga, proses dakwah tidak boleh lagi terbatas pada dakwah bil-lisan, tapi harus diperluas dengan dakwah bil-hal, bil-kitaabah (lewat tulisan), bil-hikmah (dalam arti politik), bil-iqtishadiyah (ekonomi), dan sebagainya. Yang jelas, actions,speak louder than word.
Keempat, media massa cetak dan terutama media elektronik harus dipikirkan sekarang juga. Media elektronik yang dapat menjadi wahana atau sarana dakwah perlu dimiliki oleh umat Islam. Bila udara Indonesia di masa depan dipenuhi oleh pesan-pesan agama lain dan sepi dari pesan-pesan Islami, maka sudah tentu keadaan seperti ini tidak menguntungkan bagi peningkatan dakwah Islam di tanah air.
Kelima, merebut kembali remaja Indonesia adalah tugas dakwah Islam jangka panjang. Anak-anak dan para remaja kita adalah aset yang sangat berharga. Mereka wajib kita selamatkan dari pengikisan aqidah yang terjadi akibat ‘invasi’ nilai-nilai non islami ke dalam jantung berbagai komunitas Islam di Indonesia. Bila anak-anak dan remaja kita memiliki benteng tangguh dalam era globalisasi dan informasi sekarang ini, insya Allah masa depan dakwah kita akan tetap ceria.
Menyimak uraian-uraian di atas, dapat diprediksi bahwa misi dan tantangan dakwah tidaklah pernah akan semakin ringan, melainkan akan semakin berat dan hebat bahkan semakin kompleks dan melelahkan. Inilah problematika dakwah kita masa kini. Oleh sebab itu semuanya harus dimenej kembali dengan manajemen dakwah yang profesional dan dihendel oleh tenaga-tenaga berdedikasi tinggi, mau berkorban dan ikhlas beramal.
Mengingat potensi umat Islam yang potensial masih sangat terbatas, sementara kita harus mengakomodir segenap permasalahan dan tantangan yang muncul, maka ada baiknya kita coba memilih dan memilah mana yang tepat untuk diberikan skala prioritas dalam penanganannya, sehingga dana, tenaga, dan fikiran dapat lebih terarah, efektif, dan produktid dalam penggunaanya.
Pesan serta metode dakwah harus disesuaikan dengan mad’u agar dakwah kita berhasil. Berikut ragam pesan dakwah yang berisi metode yang dapat disesuaikan dengan mad’u :
a.Nasihat yang baik
Berisi pengajaran
Berisi pembinaan moral
b.Memberi Motivasi dan Ancaman
Memberi motivasi dan kabar gembira
Dengan janji, berisi janji-janji Allah bagi manusia yang taat, baik untuk di dunia maupun di akhirat
Dengan menyertakan macam-macam bentuk ketaatan
Memberi ancaman dan peringatan
Diberi azab, bagi orang yang inkar dan kufur terhadap Allah dan rasul-Nya. Baik yang akan ditimpakan juga yang telah menimpa orang terdahulu
Diberi azab di akhirat kelak
Siksa mental di hari kiamat
Hukuman atas dosa yang bermacam-macam
c.Memberi contoh-contoh bijak
Kisah-kisah orang taat masa lalu dan kini
Perumpamaan-perumpamaan yang berhikmah
Melihat sifat orang-orang terpuji
Mad’u utama bagi setiap da’1 adalah keluarga dan kerabatnya yang terdekat, karena dengan demikian ia telah membuat model mad’u yang dapat ditiru oleh mad’u yang lebih luas. Kemudian seorang da’i harus mengkaji dan mempertimbangkan metode pendekatan spiritual dengan mad’u, antara lain melalui shalat, dzikir, doa, silaturahim, dan sebagainya. Sehingga ada ikatan batin yang kuat dan pesan dakwah pun akan mudah diterima, serta tujuan dakwah dapat tercapai dengan paripurna.
Gerakan dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah adalah gerakan yang penuh berkah (ash-shahwah al-mubarakah); gerakan yang penuh moderat (shahwah mu’tadilah), terpada, terkendali, berkesinambunag dan jauh dari unsur ekstrimisme (at-tatharruf)25
Pola Dakwah yang cocok di daerah saya :
1.Berpegang teguh pada Qur’an dan Sunnah,
2.Merubah paradigma umat yang lebih mementingkan urusan dunia ketimbang akhirat,
3.Mengikis ajaran-ajaran bid’ah secara perlahan tapi pasti dengan memberikan pemahaman islam yang benar dan murni serta menyeluruh (kaffah),
4.Melaksanakan program Bhakti social, agar masyarakat sebagai mad’u merasa diperhatikan oleh sesamanya, terutama oleh para da’i,
5.Dakwah yang senantiasa actual dalam menjawab permasalahan umat yang terjadi, terutama tantangan budaya dan masalah ekonomi serta kepemimpinan,
6.Dakwah dengan ramah bukan dengan arogan dan ekstrim,
7.Dakwah dengan mengajak bukan mengejek,
8.Pendakwah harus aktif di masyarakat untuk menunjukkan eksistensi,
9.Berusaha untu menunjukkan perilaku yang ideal sebagai dakwah bil hal,
10.Menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat,
11.Berkoordinasi dengan para tokoh masyarakat,
12.Menggerakkan para remaja sebagai motor pergerakan dakwah,
13.Dakwah dengan terus-menerus dan tahan uji serta rintangan,
14.Mempelajari kondisi dan situasi mad’u dengan seksama dan berkesinambungan,
15.Senantiasa memperdalam ilmu keislaman dan ilmu lainnya sebagai pelengkap,
PELAJARAN YANG DIAMBIL DARI
PERJALANAN DAKWAH NABI SAW, SAMPAI BANI ABBASIYAH
Pelajaran yang dapat kami ambil dari perjalanan dakwah Nabi Muhammad saw, sampai pemerintahan dinast Abbasiyah adalah :
1.Memberi gambaran yang jelas tentang tahapan dakwah yang harus dilakukan oleh setiap da’i
2.Memotivasi para da’i bahwa kelak akan datang pertolongan Allah dalam dakwah
3.Memberi gambaran tentang model masyarakat ideal, yakni masyarakat madinah yang telah menjalankan syariat Islam secara kapah.
4.Membangunkan kembali umat islam yang telah lama tidur.
5.Menyadarkan umat islam tentang pentingnya dakwah
6.Menyadarkan kembali umat islam tentanng idiolohi islam yang sesunguhnya
7.Menyadarkan umat islam kembali kepada jalan yang lurus yang di contohkan oleh Rasululah Saw
8.Mengingatkan kembali umat islam yang telah lupa dengan islamnya sendiri
9.Memberi kabar gembira akan kebangkitan umat islam kembali di dunia
10.Mengingatkan kembali umat islam tentang akhlak islam yang di contohkan oleh Rasululah Saw
11.Memberi gambaran tentang kondisi mad’u yang berpareasi dan metode dakwah yang diterapkan
12. .Menumbuhkan kesadaran untuk membina kader kader dakwah secara konsisten dan terarah, sehinga siap menghadapi tantangan dakwah
13.memberikan gambaran bahwa dakwah adalah kegiatan yang harus di lakukan terus menerus
14.Memberikan gambaran tentang strategi dakwah Rasululah Saw yang epektip dengan hasil yang optimal
15.Keharusan berdakwah di lakukan bersama-sama
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Al-Buthy. Muhammad Said Ramadhan. Fiqhus-Sirah, Darul Fikry, cet. 2 th. 1980.
Rus’an. Lintasan Sejarah Islam. Penerbit Wicaksana. Semarang. Cetakan II. 1981
Nasr, Sayid Husen. Muhammad Kekasih Allah. Penerbit Mizan. Cetakan V. 1993
Quthb, Muhammad. Perlukah Menulis Ulang Sejarah Islam?. Gema Insani Press. Jakarta. 1995.
As-Siba’i, Mustafa. Peradaban Islam Dulu, Kini, dan Esok. Gema Insani Press. Jakarta. 1993.
Muhyidin, Asep, Agus Ahmad Safei. Metode Pengembangan Dakwah. Bandung. Pustaka Setia. 2002.
al-Qarni, A’id Abdullah. Alqur’an Berjalan, Potret Keagungan Manusia Agung. Sahara Publishers Jakarta. 2005.
Wikipedia, Bani Umayah dan Bani Abbasiyah, diakses tanggal 2 April 2008
Artikel “Problematika Dakwah Masa Kini”, karya RB. Khatib Pahlawan Kayo.2005
Khalid, Khalid Muh. Kharakteristik Perihidup Enam Puluh Shahabat Rasulullah, CV Penerbit Dipenogoro, Bandung, 1981
Tabloid Hidayah, Pelajaran penting dari Hijrah Nabi saw, edisi 20-Dzulhijjad 1423 H/Maret 2003
Film Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah (570-1924) Seri 1 Membangun Peradaban Islam, El-Moesa Production. Yogyakarta. 2006.
1 komentar:
assalamu'alaikum
betul dakwah jaman rasulallah sama dakwah jaman sekarang berbeda jauh
Posting Komentar