Senin, 28 Maret 2011 | By: Ahmad's

HIKMAH HIJRAH

HIKMAH DIBALIK PERISTIWA HIJRAH
By Amad Sutisna

Alhamdulillahi Washolatu Wassalamu 'ala Rosulillahi Syaidina Muhammadin Ibn Abdillah Wa 'Ala alihi wa shaohbihi waman tabii hudah...(amaba'du)

Hadirin Hadirat Rahimakumullah...
Waktu terus bergulir, masa terus berganti, seiring berputarnya sang mentari, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, tak terasa kita sudah masuk ke tahun Islam 1425 H. Alhamdulillah.......
Latar belakang terbentuknya tahun hijriah, diawali dari suatu peristiwa besar 15 abad silam, yang sangat menentukan bagi kejayaan dan kemajuan umat Islam. Yaitu peristiwa Hijrahnya Rasul dari Makkah ke Madinah. KH. Munawar Khalil dalam buku tarikhnya menceritakan, kurang lebih 13 tahun rasul berdakwah di Makkah, yang rasul dapatkan bukanlah bantuan, dukungan dan pengikut. Tapi cacian, makian, hinaan, penyiksaan, bahkan rencana pembunuhan. Rasul pernah dilempari batu sampai terluka, pernah dilempari tahi unta, hingga pakaianya kotor, pernah diembargo ekonomi hingga menderita kelaparan kurang lebih dua tahun lamanya. Pernah juga mau dibunuh oleh pembunuh bayaran kelas kakap. Hingga turunlah Wahyu dari Allah untuk berhijrah ke Kota Madinah, hijrah dari tempat yang penuh kedholiman dan kemusyrikan, ke tempat yang penuh kedamaian dan ketauhidan, tempat yang mekmur, tanahnya subur, masyarakatnya teratur, berakhlak luhur, punya kebun kurma, gandum dan anggur. Sebagaimana janji Allah dalam Al-quran :

(Q.S. An-Nahl:41)

Walaupun hijrah memerlukan pengorbanan dan perjuangan yang sangat berat, tapi Rasul dan para sahabat ikhlas meninggalkan harta, rumah, anak, keluarga, saudara, dan tanah airnya, no again without a paint. Tak ada kebahagian tanpa pengorbanan, untuk mencapai kebahagian dan kemenangan, memang harus berani berkorban. Mereka rela menempur perjalanan yang sangat jauh, yang panas dan ganas, serta dibayangi banyak maut dan musuh-musuhnya yang selalu mengintai. Kepergian Rasul ke Madinah bukan karena kalah, menyerah atau melarikan diri, tapi karena sebuah strategi dan perintah Allah untuk mencapai kemenangan. Dengan cara menyatukan kaum Anshar Madinah dan kaum Muhajirin Makah, serta membangun masyarakat madani yang kuat dan bersatu, Islam akan jaya dan mulia.
Singkat punya cerita, akhirnya sampailah rasul di Madinah. Rasul disambut bukan dengan lemparan batu, bukan dengan ayunan pedang, bikan pula dengan tusuk tombak, tapi dengan senyum penuh kegembiraan. Pemudanya yang tampan dan gadisnya yang cantik rupawan, berbaris di pinggir jalan, menepuk rebana melantunkan syair para pujangga :

Thola'al badru 'alaina.....................
,...................................................

Telah terbit purnama di atas kita, daru sudut kampung saniyatil wada
wajiblah bersyukur bagi kita, selama ada da'i yang berdakwah karena Allah
Wahai Rasul yang di utus kepada kami, Engkau datang membawa perintah yang ditaati.

Sejak itulah, pada masa khalifah Umar bin Khattab di tetapkan sebagai awal mula tahun hijriah, asmpai sekarang sudah 1425 th lamanya.
Hadirin hadirat yang saya mulyakan
banyak sekali hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa hijrah tersebut, diantaranya, bahwa perintah hijrah masih tetap berlaku sampai saat ini, karena sesungguhnya makna hijrah itu bukan berarti pindah dari tempat yang jelek ke tempat yang bagus saja, tapi juga dari sikap yang jelek, menuju sikap yang baik. Pindah dari perbuatan yang salah menuju perbuatan yang benar. Ada sebuah hadis dalam kitab Shahih Bukhari :
Almuhajiru man hajaro ma nahallahu anhu
orang yang berhijrah adalah orang yang pindah dari perbuatan yang Allah larang”

Bagi pemuda yang suka ektasi, pemudi yang suka rok mini, bapak yang suka berjudi, ibu yang suka ngerumpi, pejabat yang suka korupsi, penjahat yang suka mencuri, pelajar yang suka berkelahi, politisi yang suka mencaci. Semuanya hijrah, tinggalkan sikap dan sifat buruk, ganti dengan yang baik, pindah dari perbuatan yang salah menuju perbuatan yang benar, yang diridhai Allah. Ingat Gunung Merapi, Gempa Bumi dan Tsunami menanti bagi orang-orang yang tadi.
Memang berat memulainya dan susah meninggalkanya, tapi ingat, hijrah butuh pengorbanan dan perjuangan.

Hadirin yang mulia, hadirat yang tercinta,,,,,

Selain itu juga, hikmah dari peristiwa hijrahnya Rasul adalah untuk membina persatuan dan kesatuan umat, menjalin Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah, mengikat tali persaudaraan yang kuat antara kaum Muhajirin dan kaum Anshar Madinah, antara sesama umat islam dan antara umat beragama lain. Rasul tidak pandang bulu atau mendiskriminasi golongan, suku, budaya, agama atau bangsa. Semuanya merasa persamaan hak, perdamaian suasana, keslamatan hidup dan kebebasan menjalankan agamanya masing-masing. Semuanya hidup rukun dan penuh toleransi di bawah naungan Islam yang cinta damai. Nah. Dengan terbentuknya masyarakat Madani yang bersatu dan bersaudara, timbulah kekuatan Islam yang sungguh menakjubkan dunia. Sehingga islam mencapai kesuksesan yang gemilang seantero jagat raya ini.
Dari sini kita dapat memetik hikmahnya, bahwa untuk mencapai kesuksesan dalam membangun Bangsa dan Negara, haruslah terlebih dulu menjalin persatuan dan kesatuan diantara komponen bangsa, meskipun bangsa kita adalah bangsa yang majemuk dan pluralistis, yang mempunyai suku, bangsa, budaya, dan agama yang berbeda. Bhineka Tunggal Ika tapi tetapm satu jua. Tanpa persatuan mustahil bsngsa kita akan maju dan jaya. Sebagaimana ungkapan seorang pujangga Arab :

“pesatuan akan mewujudkan kekuatan, dan kekuatan akan menghasilkan kesuksesan”

Hadirin kaum Muslimin Rahimakumullah

hijrah merupakan peristiwa yang indah, tak terlupakan sepanjang masa, penuh makna dan penomena, walaupun hanya terjadi sekali dalam sejarah, tapi semangat dan hikmahnya takan pernah habis untuk digali dan diteladani sepanjang masa, dalam membangun masyarakat yang diridhai oleh Allah Swt.
Mudah-mudahan dengan mengenang peristiwa Hijrah, kita dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya. Demi mencapai kehidupan yang lebih baik lagi di masa mendatang. Amiin Ya Rabbal Alamiiin........

Wallahu muwafik ila akwami Tharik
Wassalamu alaikum Wr. Wb.

 

0 komentar:

Posting Komentar