Jumat, 25 Maret 2011 | By: Ahmad's

Sepucuk Surat Untuk Tuhan

Malam ini aku ingin bersurat. Mengurai hari-hari bersama gulir air mata. Pada waktu yang sama, saudaraku bilang “Semuanya ada di tangan Tuhan”. Aku hanya tersenyum. Pernyataan itu terasa tidak asing di telinga. Memang, sudah banyak sabda yang memperteguhnya sehingga semua percaya begitu saja.

Anggaplah aku kini orang asing, yang tidak tahu wilayah. Aku tidak ingin bercinta dengan benakku sendiri. Aku tidak ingin bermain dengan pikiran yang sesekali membosankan. Tapi apa boleh buat, aku sedang membutuhkan-Mu dengan segala kemahaan-Mu. Sederhana, jawablah “Dimana jalanku? Matikah atau entahlah!”. Kenapa harus ada rahasia di antara kita?

Sebagai akhir, Tuhan, dengarkanlah dan maknailah doa Wahid ini:
"Tuhan, aku menghadap padaMu bukan hanya di saat aku cinta padaMu. Tapi juga di saat-saat aku tidak cinta dan tidak mengerti tentang diriMu, di saat-saat aku seolah-olah mau berontaK terhadap kekuasaanMu. Dengan demikian, Robbi, aku mengharap cintaku padaMu akan pulih kembali". 

0 komentar:

Posting Komentar